Seorang HOMO sejati (murni), bukan homo
‘ karbitan’, dan memang mereka sama sekali tidak
bisa menikah dengan lawan jenis (wanita),
BUKANLAH karena mereka MAU DILAHIRKAN
SEPERTI itu. Dalam agama Islam dan Kristen,
Homo sangat dibenci dan dilarang (haram), dan
dalam kisan NABI LUTH sangat jelas hukuman
bagi kaum homo, yaitu dibinasakan Allah s.w.t.
Benar kata anda bila kita mengikuti ajaran agama
(baca: Islam) dengan benar, perilaku dan perbuatan
homoseksual adalah semacam COBAAN dari
Tuhan karena ummat dituntut sejauh mana
mereka mau mentaati aturan Allah s.w.t. Bila taat,
ya masuk surga, bila ingkar, ya masuk neraka.
Bila seorang homoseksual seumur hidupnya
MAMPU menahan diri, balasannya jelas, yaitu
surga. Namun ada berapa manusia yang sanggup
menahan GODAAN NAFSU BIRAHI yang begitu
dahsyat sepanjang hayatnya ??? Zaman sudah
berkembang begini pesatnya, godaan saling
berganti dan bermunculan. Banyak situs2 homo
yang menyajikan tayangan secara vulgar, dan
hampir sampai aktor pelakunya muda, ganteng,
sportif dan samasekali tak kelihatan seperti
‘ bencong.’
Zaman Nabi Luth a.s. kagak ada godaan dahsyat
seperti ini, homo mana yang sanggup
mengendalikan nafsunya seumur hidup. Para
AHLI, ULAMA, PENGAMAT, regulasi agama,
semua mencampakkan dan menistakan kaum
homo, padahal kaum homo sendiri SANGAT
KESULITAN untuk melepaskan dirinya dari CIRI
KEHOMOANNYA. Para Ahli, Ulama, Pendeta,
Pastur dan Pengamat, bisakah anda semua
mengubah HALUAN hidup seseorang yang
benar2 MURNI homo. Saya sangat yakin, yang
menanggung DOSA bukanlah para homo saja,
namun para ahli, ulama, pendeta, pastur atau
pengamat, yang ternyata mereka tak mampu
berbuat apa2 pada para penderita homoseksual.
Kesian mereka …. Mereka ditakdirkan hidup,
hanya untuk MENYONGSONG kehidupan di
NERAKA kelak. Padahal mereka tidak
menginginkan lahir sebagai seorang homoseksual.
Penderitaan seorang homoseksual sangat dan
sangat kompleks, dihina, dinista, dikhianati, dan
mereka menderita dengan penderitaan yang tak
berujung. Allah s.w.t. Maha Pengampun, Maha
Penerima Taubat, Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, adakah bagi mereka menerima
KASIH SAYANG Tuhan, Allah s.w.t. Wallahu
A ’lam bis Shawab.